Hidup adalah sebuah arena panjang pembelajaran serta ujian. Dalam kehidupan kita akan disuguhkan dengan berbagai kejadian dan persoalan yang mengharuskan kita untuk belajar, memilih, dan memutuskan. Tentunya untuk melewatinya kita memerlukan sesuatu yang disebut “ilmu”. Layaknya semua pusat pembelajaran yang ada, pusat pembelajaran raksasa yang bernama “Dunia dan Kehidupan” ini juga memiliki visi & misi. Visi & misi ini tentuya ditujukan untuk menjadi patokan, atau standar kelulusan bagi para peserta didik yang berada di dalam pusat pembelajaran ini.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. 51:56)
Firman Allah diatas dengan jelas menunjukkan tujuan keberadaan jin dan manusia di dalam pusat pembelajaran raksasa ini, yaitu untuk menyembah Allah. Dengan kata lain, untuk bisa lulus dari pusat pembelajaran ini patokannya sangatlah jelas. Kita harus berusaha sebaik-baiknya dalam menyembah dan mematuhi Allah untuk bisa lulus dengan predikat yang memuaskan.
Dunia telah meluluskan begitu banyak angkatan, banyak yang lulus, banyak pula yang gagal. Namun diantara semua angkatan yang pernah ada, ada satu angkatan yang sangat luar biasa dan fenomenal, sehingga dikatakan sebagai angkatan terbaik yang pernah ada. Mereka adalah generasi Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Bahkan Allah sendiri sampai memuji mereka dalam kitab pedoman kehidupan (Al-Qur’an). Firman Allah:
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. 3:110)
Luar biasa bukan, bagaimana Allah memuji mereka. Tentunya hal ini dengan sangat jelas menunjukkan kualitas mereka yang sangat teruji. Dan, sebagaimana halnya lembaga pendidikan dimanapun, ketika seseorang atau suatu angkatan dikatakan sebagai yang terbaik yang pernah ada, tentunya mereka telah berhasil memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan sehingga mereka bisa lulus dengan predikat terbaik.
Disinilah perlunya kita, sebagai salah satu diantara sekian banyak peserta didik di pusat pembelajaran ini untuk mencontoh teladan terbaik yang telah disebutkan Allah, yaitu generasi Rasulullah dan para sahabat-sahabatnya. Sehingga diharapkan, jika kelak tiba saatnya bagi kita untuk meninggalkan pusat pembelajaran ini, kita dapat keluar sebagai lulusan yang walaupun bukan terbaik, namun setidak-tidaknya baik dan memenuhi kriteria untuk lulus dari pusat pembelajaran ini.
Namun sayangnya, seringkali kita lupa bahwa kita hidup dan berinteraksi dalam sebuah pusat pembelajaran. Sehingga, seringkali kita terlena dengan hal-hal yang sebetulnya tidak urgen, namun cukup menggoda. Layaknya seorang pelajar SMA yang lupa pada tugas utamanya untuk belajar di sekolah karena ia terlalu asyik bermain di rental PS di sebelah sekolahnya. Seperti itulah kita sering menempatkan diri kita dalam kehidupan ini.
Standar yang kita pakai dalam menilai kehidupan ini seringkali rancu dan tidak sesuai dengan “pedoman pembelajaran” yang telah ditetapkan oleh Allah. Bahkan alasan-alasan yang digunakan sebagai pembenaran terhadap standar yang rancu itu pun, lagi-lagi tidak jauh berbeda dengan alasan para pelajar SMA ketika mereka mengatakan bahwa “masa SMA adalah masa senang-senang, masa muda yang harus kita nikmati sepuas-puasnya. Mumpung kita masih muda”. Begitu pula alasan yang seringkali kita pakai dalam kehidupan, “hidup ini hanya sekali, untuk apa dibikin susah. Mari kita nikmati sepuas-puasnya”
Semboyan-semboyan seperti diatas inilah yang sering melenakan kita dalam tugas kita sebagai peserta didik kehidupan. Sehingga menimbulkan orientasi yang tidak jelas dalam pencapaian tujuan kita di dunia. Tujuan kita tidak lagi sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, melainkan sekedar tujuan-tujuan “musiman” yang kebetulan sedang trend di pusat pembelajaran ini.
Seperti bagaimana maraknya kita lihat teman-teman kita sesama peserta didik seringkali justru menjadikan kekayaan, kecantikan, jabatan, dan hal-hal lain yang sebenarnya hanyalah suatu event “musiman” sebagai tujuan keberadaan mereka di dunia. Ini menyebabkan mereka lupa bahwa tujuan utama keberadaan mereka di pusat pembelajaran ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Akibatnya, banyak kita temukan peserta didik yang stress akibat salah kaprah terhadap tujan keberadaaanya di lembaga pendidikan ini. Mereka terombang-ambing dan kehilangan tujuan ketika event musiman yang mereka jadikan tujuan akhir sudah berakhir musimnya.
Penyebab kenapa sampai terjadi hal ini adalah karena pemilihan teladan yang salah oleh para peserta didik di dunia ini. Karena, sebagaimana ada lulusan atau generasi terbaik. Banyak juga generasi-generasi yang buruk atau bahkan bisa dibilang yang terburuk yang pernah berada di pusat pembelajaran ini. Mereka adalah generasi-generasi gagal yang tidak mampu memenuhi tujuan utama keberadaan mereka di dunia. Bahkan mereka lebih terlena untuk menjadikan event-event musiman di dunia ini sebagai tujuan utama mereka.
Read more...