Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Senin, 14 Maret 2011
Kelahiran IMM ( Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah  ) tidak bisa terlepas dari gerak perjuangan Muhammadiyah. Tujuan dibentuknya IMM adalah untuk mewadahi dan membina mahasiswa dari  kalangan Muhammadiyah. Sebelum mendirikan IMM, terlebih dahulu ada merencanakan  untuk mendirikan sebuah perguruan tinggi Muhammadiyah. Di awali pada kongres seperempat abad Muhammadiyah di Betawi, Jakarta pada tahun 1936 semangat  itu mulai muncul.
            Namun karena belum juga terbentuk PTM, akhirnya wadah untuk menghimpun mahasiswa di kalangan Muhammadiyah  belum bisa terwujud. Oleh karena itu, pembinaan kader mahasiswa  Muhammadiyahdilakukan melalui Pemuda Muhammadiyah untuk mahasiswa putra dan Nasyi’atul  Aisyiyah untuk mahasiswa putri. 
            Pada muktamar Muhammadiyah ke-31 tahun 1950 di Yogyakarta, keinginan untuk membentuk PTM kembali  digelontorkan, namun lagi-lagi belum ada tanggapan yang berarti. Baru pada Muktamar Muhammadiyah ke-33 di Palembang pada tahun 1956, keinginan untuk  mewadahi mahasiswa Muhammadiyah mulai menemui titik terang. Hall tersebut  ditandai dengan dibentuknya Badan Pendidikan Kader (BPK) yang dalan menjalankan aktivitasnya bekerjasama dengan Pemuda Muhammadiyah.
            Pada tahun 1961, menjelang muktamar setengah abad di Jakarta, diselenggarakan Kongres Mahasiswa  Universitas Muhammadiyah di yogyakarta ( saat itu Muhammadiyah sudah memiliki sebelas PTM). Keinginan untuk mendirikan  untuk mendirikan IMM semakin kuat. Tidak hanya dari mahasiswa Muhammadiyah,  namun juga dari kalangan non-Muhammadiyah. Hal tersebut tercermindari tindakan  tokoh Pemuda Muhammadiyah untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan di  lingkungan Pemuda Muhammadiyah untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, lahirlah  Lembaga Dakwah Muhammadiyah yang dikoordinasikan oleh Ir. Margono (UGM), dr.  Sudibyo Markus (UGM), Drs. Rosyad Saleh (IAIN), sedangkan ide pembentukannya  dari Drs. Djazman al-Kindi.
            Tahun 1963 dilakukan penjajagan untuk mendirikan wadah mahasiswa Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga  Dakwah muhammadiyah yang disponsori oleh Djazman al-Kindi yang saat itu  menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Setelah tiga  bulan masa penjajagan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan berdirinya Ikatan  Mahasiswa Muhammadiyah pada tanggal 29 Syawal 1384 H atau 14 Maret 1964 Miladiyah. Penandatangan Piagam Pendirian IMM dilakukan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, yaitu KHA. Badawi. Upacara peresmiannya dilakukan  di Gedung DinotoYogyakarta dengan penandatanganan “Enam  Penegasan IMM” oleh KHA. Badawi yaitu :
1.        Menegaskan bahwa  IMM adalah gerakan mahasiswa Islam
2.      Menegaskan bahwa  kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM
3.       Menegaskan bahwa  fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah
4.      Menegaskan bahwa  IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar  dan falsafah negara
5.      Menegaskan bahwa  ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah
6.      Menegaskan bahwa  amal IMM adalah lillahi ta’ala dan senatiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
Tujuan  akhirkehadiran IMM untuk pertama kalinya ialah membentuk akademisi Islam dalam rangka melaksanakan tujuan Muhammadiyah. Sedangkan aktivitas IMM pada awal kehadirannya yang paling menonjol  ialah kegiatan keagamaan dan perkaderan, sehingga seringkali IMM pada awal kelahirannya disebut Kelompok Pengajian Mahasiswa Yogya (farid Fathoni,  1990).
Adapun  maksud didirikannya IMM antara lain :
1.        Turut memelihara  martabat dan membela kejayaan bangsa
2.      Menegakkan dan  menjunjung tinggi agama Islam
3.       Sebagai upaya  menopang, melangsungkan, dan meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah
4.      Sebagai pelopor,  pelangsung, dan penyempurnaan amal usaha Muhammadiyah
5.      Membina,  meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu serta amal dalam kehidupan bangsa, ummat, dan persyarikatan.
Berdirinya  IMM lokal di Yogyakarta, akhirnya menginspirasi berdirinya IMM di daerah lainnya. Atas prakarsa Pimpinan  IMM Yogyakarta, bersamaan dengan Musyawarah IMM se-daerah Yogyakarta pada  tanggal 11-13 Desember 1964 diselenggarakan Musyawarah Nasional Pendahuluan IMM  seluruh Indonesia. Musyawarah Nasional Pendahuluan tersebut menyepakati  penunjukkan Pimpinan IMM Yogyakarta sebagai Dewan Pimpinan Pusat Sementara IMM.  Dengan keputusan Djazman al-Kindi sebagai ketua dan Rosyad Saleh sebagai  sekretaris. Jabatan tersebut berlaku sampai diadakannya Musyawarah Nasional di Solo.  Dalam Musyawarah Pendahuluan tersebut disahkan asas IMM yang tersusun dalam  Enam Penegasan IMM, AD dan ART, Gerak Arah IMM, termasuk lambang IMM,  rancangan kerja, dan bentuk kegiatan.(supry_red)

 
 
0 komentar:
Posting Komentar